Monday, 13 February 2012

Menjawab Masalah Pro dan Kontra Perbedaan Persepsi Mengenai Perayaan Hari Valentine


Oleh: Haryo Bagus Handoko

Tumbuhkan semangat kasih persatuan dan kesatuan, hindarkan perselisihan dan kesalahpahaman gara-gara sejarah masa kelam masa lalu. Buka lembaran baru era baru kemanusiaan yang lebih beradab dan saling toleran antar sesama!

Bagi yang belum tahu tentang sejarah perayaan hari Valentine (hari kasih sayang), semoga tulisan ini bisa memberikan pencerahan dan menghindari kesalahpahaman dan perselisihan antar umat beragama. Bagi yang merayakannya harap tidak berselisih paham dengan yang tidak merayakannya. Bagi yang tidak merayakannya, hendaknya bisa menahan diri dengan tetap memiliki empati dan menghargai keputusan siapa saja yang merayakannya. Berbaiksangkalah bahwa perayaan hari Valentine memang dirayakan sebagai wujud semangat kasih dan sayang serta persahabatan tulus antar sesama manusia, dan tidak diartikan sebagai maksud membenci umat agama lain seperti halnya yang pernah terjadi di abad pertengahan. Dikisahkan, pada tanggal 14 Februari 270 M, Pedro St. Valentino dibunuh karena pertentangannya dengan penguasa Romawi pada waktu itu yaitu Raja Claudius II (268 - 270 M). Untuk mengagungkan dia (St. Valentine), yang dianggap sebagai simbol ketabahan, keberanian dan kepasrahan dalam menghadapi cobaan hidup, maka para pengikutnya memperingati kematian St. Valentine sebagai ‘upacara keagamaan’. Tetapi sejak abad 16 M, ‘upacara keagamaan’ tersebut mulai beransur-ansur hilang dan berubah menjadi ‘perayaan bukan keagamaan’karena tradisi kuno pagan kembali muncul dan menodai kesucian perayaan hari Valentine.
Hari Valentine saat itu disalahartikan dengan pesta jamuan kasih sayang bangsa Romawi kuno yang disebut “Supercalis” (pesta seks kaum pagan Romawi) yang perayaannya dirayakan setiap tanggal 15 Februari. Budaya Barat yang menyalahartikan kasih sayang dan persahabatan sebagai seks telah mengaburkan dan menyesatkan persepsi masyarakat tentang arti hari kasih sayang. Ditambah lagi tragedi kejatuhan Kerajaan Islam di Cordoba Spanyol pada 14 Februari 1492 akibat perang salib, dan pembantaian terhadap lebih dari 80% umat Islam Spanyol atas perintah Raja Philippe II dari kerajaan Perancis gara-gara mereka bersikeras tidak mau kembali memeluk ajaran Katolik setelah mereka memeluk agama Islam, membuat hari Valentine menjadi hari kenangan sedih bagi sebagian besar pemeluk agama Islam di dunia.
Hari Valentine ini selanjutnya dipopulerkan oleh Perancis sebagai hari kemenangan umat Nasrani (Kristen dan Katolik) atas perang salib, karena keberhasilan mereka membantai sejumlah besar penganut Islam di jaman itu. Bahkan Pangeran Vladimir Dracula dari Romania yang juga turut andil dalam perang Salib dalam sejarah tercatat turut serta membantai dengan keji pasukan muslim yang kalah dalam perang salib, dengan memenggal kepala mereka, meminum darah mereka dan menancapkan ribuan kepala prajurit muslim yang terpenggal di ujung tombak-tombak/galah sebagai tonggak monumen kemenangan Nasrani atas Islam. Sejarah pahit dan kelam itu memang tidak bisa pupus hilang begitu saja dari kenangan dan pikiran sebagian besar umat muslim.
Bagi umat Nasrani (Kristen dan Katolik) di jaman ini yang sudah lebih moderat, mungkin perayaan hari Valentine di jaman ini memang diartikan sebagai hari kasih sayang terhadap sesama umat manusia dengan semangat silaturahmi dan toleransi antar umat beragama, namun bagi sebagian besar umat Islam yang mengetahui sejarah tragedi berdarah genosida (pembantaian terhadap sebagian besar pemeluk Islam di jaman itu akibat kalah perang salib), hari Valentine tersebut diartikan sebagai hari berduka atas tragedi kemanusiaan terbesar sepanjang sejarah umat manusia.
Terlepas dari sejarah kelam masa lalu, bagi teman-teman Nasrani yang merayakan Valentine, hendaknya hari kasih sayang tersebut benar-benar dijadikan semangat untuk meningkatkan toleransi keberagamaan, persatuan dan kesatuan bangsa, serta cinta kasih dan persahabatan terhadap sesama tanpa memandang agamanya. Bagi teman-teman muslim, keberadaan hari Valentine silahkan ditanggapi sebagai itikad baik dari teman-teman nasrani untuk menjalin tali silaturahmi antar pemeluk umat beragama di Indonesia demi persatuan dan kesatuan bangsa. Kita memang tidak bisa melupakan sejarah kelam masa lalu, namun dari sejarah itu sebaiknya kita bisa memetik hikmah demi mengubah kesalahpahaman dan perselisihan di masa lalu demi rasa kemanusiaan serta cinta kasih dan persahabatan sesama umat manusia secara tulus tanpa rasa saling curiga, karena Tuhan senantiasa mengajarkan cinta dan kasih terhadap sesama tanpa memandang suku, agama, ras, warna kulit dan kebangsaan.
Hendaknya semangat cinta kasih dan uluran tali silaturahmi persahabatan dari teman-teman nasrani ditanggapi secara positif oleh teman-teman muslim demi persatuan dan kesatuan bangsa. Mari membangun semangat persatuan demi masa depan Indonesia yang lebih baik. Berusahalah melupakan masa lalu yang pedih, dan cobalah bergandengan tangan menatap masa depan sebagai manusia yang lebih beradab dan saling toleransi serta menjunjung tinggi empati dan tenggang rasa. Terlepas Anda merayakannya atau tidak, setidaknya tumbuhkan rasa belas kasih dan sayang antar sesama manusia, setiap saat, tidak hanya sehubungan dengan hari Valentine saja.

Belajarlah dari sejarah masa lalu, agar masa depan bisa lebih baik daripada masa lalu. Tumbuhkan rasa persaudaraan dan persatuan bangsa demi Indonesia yang lebih baik.

No comments:

Post a Comment